Monday 2 June 2014

Manfaat Teknologi Bagi Petani

Indonesia sebagai negara agraria harus menggalakkan para petani agar bisa memanfaatkan teknologi mutakhir untuk meningkatkat nilai jual hasil pertanian Indonesia di kancah dunia.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan inovasi teknologi tepat guna menjadi tulang punggung bagi sektor usaha agra kerakyatan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Melalui penggunaan inovasi teknologi tepat guna, para petani yang bergerak di
sektor hulu mendapatkan nilai tambah berbentuk efisiensi dan produktifitas pertanian.

"Petani harus didorong pakai produk inovasi teknologi untuk mendapatkan efisiensi dan meningkatkan produktifitas pertanian. Itu adalah kunci menghadapi ASEAC Economic Community. Saya dukung penuh penggunaan inovasi iptek untuk pertanian" kata Hatta Rajasa di sela-sela dialog Ekonomi Kerakyatan di Universitas Airlangga, Surabaya, Jum'at 2 Mei 2014.

Sektor agro kerakyatan dan UMKM merupakan kekuatan penyokong ekonomi Indonesia. Saat implementasi MEA, ia berharap agro kerakyatan dan UMKM tetap menjadi penopang ekonomi andalan. Hatta mendorong universitas menciptakan berbagai inovasi iptek tepat guna yang murah untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah juga terus menggenjot proyek infrastruktur di luar jawa seperti Papua, Kalimantan, dan Sulawesi lewat MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia).

Dari Rp. 828 Triliun anggaran MP3EI yang telah dikucurkan, Hatta mengklaim 67 % untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan dan bandara di luar jawa. Tujuannya membangun konektifitas dan merangsang pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Ke depan, Hatta berharap industri hulu memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Ia mengakui industri manufaktur besar masih mengimpor bahan baku penolong lantaran keterbatasan domestic supply chain. "Program hilirisasi ini penting. Karena bisa menciptakan 30 kali lipat barang turunannya" ujar Hatta.

Kepala Badan Standarisasi Nasional, Bambang Prasetya, mendorong UMKM dan industri sekala kecil lainnya menerapkan standarisasi produk. Alasannya, industri manufaktur besar cenderung menyerap bahan baku produk yang telah memenuhi standar mutu, baik kualitas dan kuantitas. Bambang menampik jika langkah itu menghambat pertumbuhan usaha micro.

"Kami melihat sebaliknya, justru menolong usaha kecil agar bisa bersaing". Ujar Bambang.

DIANANTA P. SUMEDI
m.tempo.co/read/news/2014/05/03/061574998/Petani-Didorong-Gunakan-Inovasi-Iptek

No comments:

Post a Comment

Sempatkan untuk menulis komentar yang bermanfaat agar blog http://manfaatlayananinternet.blogspot.com semakin bertambah manfaatnya untuk pengguna internet